Seni Rupa Modern
1. Pengertian Seni Rupa Modern
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa. Seni rupa modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan.
Seni modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar nilai estetik yang kini sedang terancam oleh metode permasalahan Seni modern dengan melahirkan Conceptual Art atau Seni Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk, material dan objek seninya hanyalah merupakan akibat/efek samping dari konsep seniman.
2. Ciri-ciri dan Unsur Modernisme (Desain dan Seni Rupa)
1) Ciri-ciri seni modern (Desain dan Seni Rupa)
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa. Seni rupa modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan.
Seni modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar nilai estetik yang kini sedang terancam oleh metode permasalahan Seni modern dengan melahirkan Conceptual Art atau Seni Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk, material dan objek seninya hanyalah merupakan akibat/efek samping dari konsep seniman.
2. Ciri-ciri dan Unsur Modernisme (Desain dan Seni Rupa)
1) Ciri-ciri seni modern (Desain dan Seni Rupa)
- Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
- Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
- Minimalis
- Rasionalitas/Rationality
- Dominan bentuk-bentuk geometris
- Tidak ada unsur ornament
- Universal
- Fungsionalitas diprioritaskan
- Orisinalitas/kemurnian/purity
- Penguatan dalam konsep
- Kreativitas
- Memutus hubungan dengan sejarah
- Eksperimen
- Pembaruan (Inovation)
- Kebaruan (Novelty)
- Orisinalitas
- 1) Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis
- Fisik :
- Psikis :
2) Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern selalu menyertakan nama senimannya pada setiap karya yang diciptakan.
3) Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru dari hasil eksperimen para seniman modern.
Pada perkembangan seni lukis
modern dengan pengekspresian karya seni lukis secara estetis inilah
karya seni menjadi sangat produktif dan kreatif, sedangkan
tokoh-tokohnya sangat banyak baik di Indonesia maupun dimanapun tempat
di dunia ini. Abad ke 19 merupakan periode pertama yang penuh arti dalam
sejarah seni lukis modern. Pada masa itu bermunculan berbagai macam
corak dan gaya seni lukis yang secara tidak langsung membedakan dengan
sebelumnya. Yang menjadi pusatnya mula-mula adalah Perancis dengan kota
Parisnya. Kemudian Amerika Serikat dengan New York-nya juga memegang
peranan penting.Bila dipakai periodisasi sejarah seni rupa modern barat
menurut Canaday, mulai dari David dengan aliran neoklasikisme,
romantisisme kelompok Barbinson, realisme, impresionisme. Kemudian
disusul dengan munculnya aneka ragam gaya lukisan abad ke 20 seperti
fauvisme, Die Bruke, Der Balu Reiter, kubisme, suprematisme,
obyektivitas baru, optical art, neo-dadaisme, dan sebagainya.
Kemudian di Inggris dan Amerika Serikat lahir pop-Art,
yakni untuk menyebut kecendrungan internasional diantara pelukis dan
pematung yang mengembalikan ide-ide mereka ke dunia obyek yang bisa
diraba, sebagai reaksi terhadap semua jenis yang abstrak.Kadang juga
pop-art disebut realisme baru.Aliran ini menggambarkan kecendrungan
menggunakan benda-benda seperti boneka, mesin-mesin, botol dan kaleng
minuman serta barang rongsokan.
Ditinjau dari penggunaan
material atau media pengungkapan nilai-nilai ide ekspresi estetis,
sesuai denga tuntutan zamannya.Seniman-seniman kreatif telah
memanfaatkan dan mengeksploitasi bahan dan teknik-teknik baru hasil
kemajuan ilmu dan teknologi abad ke 20. Seni lukis modern merupakan
ekspresi estetis dari segala macam ide yang bisa diwujudkan oleh pelukis
dalam bentuk-bentuk yang kongkrit dimana kebebasan serta sikap bathin
pelukis sangat menentukan proses pembuatan lukisan.
Sesudah pop-art, berkembang pula aliran baru yang dikenal dengan nama environtment-art dan happening-art, sebagai penemuan dan pembaharuan akibat perkembangan teknologi yang mau tidak mau membawa pengaruh besar di bidang seni rupa.
- Di Indonesia
Pada waktu Eropa dilanda
pergolakan melawan tradisi, Indonesia masih dalam suasana perjuangan
melawan penjajah, sehingga sulit mencari tanda kelahiran seni lukis
modern, ada yang menganggap bahwa seni lukis modern Indonesia dimulai
dari Raden Saleh, karena ia merupakan pelukis yang mendapat pendidikan
di barat dan dipengaruhi pelukis romantik Perancis Delacroix. Jadi
sesudah zamannya David yang merupakan permulaan seni lukis modern.
Lukisan bertema keindahan
Indonesia (Mooi Indie) berlangsung sekitar 1920-1938 bisa dianggap
sebagai seni lukis modern dalam sejarah senirupa Indonesia.
Lukisan-lukisan bertema pemandangan dengan teknik dan perspektif yang
berkesan tiga dimensi tidak dikenal dalam senilukis yang ada sebelumnya.
Periode berikutnya, lukisan
karya pelukis yang terhimpun dalam Persatuan Ahli Gambar Indonesia atau
disingkat Persagi (1932-1947). Lukisan mereka dianggap sebagai senilukis
modern. Tokoh yag sangat dikenal dalam perhimpunan ini adalah pelukis
Sudjojono, yang dijuluki sebagai bapak senilukis modern Indonesia. Karya
mereka merupakan ekspresi pribadi, mengungkapkan kreativitas dan
kebaruan.
Pelukis zaman Jepang
(1942-1945) pelukis zaman Jepang juga dianggap sebagai karya senilukis
modern. Karya para pelukis zaman ini banyak digunakan untuk propaganda
perang, namun corak dan temanya merupakan ekspresi pribadi yang memuat
nilai kebaruan dan kreativitas pelukisnya.
Pelukis era Sanggar
(1945-1950) yang banyak muncul setelah Indonesia merdeka juga
mengekspresikan ide-ide pribadi pelukisnya. Mereka adalah pelukis
otodidak yang belajar di sanggar-sanggar, pada zaman itu belum didirikan
sekolah tinggi seni. Lukisan-lukisan mereka memuat kebaruan dan
kreativitas sehingga bisa dikategorikan sebagai lukisan modern.
Pelukis Akademis (1950)
adalah pelukis yang telah belajar di perguruan tinggi seni. Setelah
tahun 1950an berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta
dan Departemen Seni Rupa di ITB Bandung. Para pelukis lulusan sekolah
seni mengekspresikan gagasan-gagasan individu pelukisnya. Mereka
mengekspresikan kebaruan dan kreativitas. Kecenderungan waktu itu, para
pelukis Yogyakarta cenderung menciptakan lukisan realis. Adapun pelukis
Bandung cenderung melukis abstrak atau bertema keagamaan (kaligrafi).
Daya dorong kearah
perkembangan ekspresi estetis yang kreatif dan orisinal dimulai sejak
tahun 1922.Para perintisnya adalah Sudjojono, Basuki Reksobowo, Rusli,
Abas Alibasyah. Corak lukisannya bermacam-macam sesuai dengan dinamika
kreatifitasnya. Dimasa kini, bila seorang pelukis melihat suatu obyek,
maka lukisan yang dihasilkan tidak mesti obyek yang menimbulkan ide.Ia
bebas mengolah menurut kreatifitasnya, menurut ekspresi estetisnya.
Pada masa kini seni lukis
modern Indonesia bercorak abstrak. Namun perlu dijelaskan bahwa untuk
disebut modern sebuah lukisan tidak harus abstrak. Berbagai gejala yang
timbul di Indonesia sebetulnya bagaikan refleksi yang telah terjadi di
barat, walaupun dari segi isi atau temanya berbeda. Perkembangan seni
lukis Indonesia ditandai dengan beberapa periodisasi, dimana sebetulnya
pada masa pertentangan ideologi sudah banyak pelukis yang melukis dengan
objek-objek lukisan abstrak.
Seni lukis modern di
Indonesia kini berkembang pesat. Sejumlah lukisan berhasil memenangkan
kompetensi senilukis tingkat internasional. Patron seni lukis modern
adalah para kolektor lukisan, pedagang lukisan atau pecinta lukisan dari
masyarkakat biasa.Kini seni lukis modern memberi kemungkinan yang tak
terbatas, demikian pula material hasil industri teknologi yang banyak
mempengaruhi ekspresi estetis seniman dalam perkembangan seni lukis
modern.
5. Aliran-aliran Seni Rupa
1) Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir
dari kekuasaan feodalisme di Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke
bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya perubahan tata
politik dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para
seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing,
dimana mereka berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan
semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam babakan modern. Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH HORATII”. Lukisan ini menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
2) Aliran Romantik
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam babakan modern. Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH HORATII”. Lukisan ini menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
- Ciri-ciri Lukisan Neo-Klasik :
a.Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b.Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c.Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d.Raut muka tenang dan berkesan agung.
e.Berisi cerita lingkungan istana.
f.Cenderung dilebih-lebihkan.Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-1867)
2) Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik,
dimana Jean Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai
manusia yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan
dan emosi.
- Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik)
Eksotik, kerinduan pada masa lalu
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan
- Ciri-ciri aliran Romantis :
a.Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
b.Penuh gerak dan dinamis.
c.Warna bersifat kontras dan meriah.
d.Pengaturan komposisi dinamis.
e.Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
f.Kedahsyatan melebihi kenyataan.Tokoh-tokohnya antara lain :Eugene Delacroix, Theodore Gericault, Jean Baptiste, Jean Francois Millet
Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan
panji-panji romantisme adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan
karyanya yang berjudul “RAKIT MENDUSA”. Romantisme berasal dari bahasa
Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini selalu melukiskan sebuah
cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.
3. Aliran Realisme
3. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka
menggunakan penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh
Realisme yang bernama “Courbet” dari Perancis mengatakan :
“TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti “Lukisan Pemecah Batu” dll.
Tokoh : Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.
4. Aliran Naturalisme
“TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti “Lukisan Pemecah Batu” dll.
Tokoh : Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.
4. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam
dengan segenap isinya. Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan
keadaan alam, khususnya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan
Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Monet merupakan
salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya
mendekati Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang
mendekati Realisme, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave
Courbert sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan. Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
5. Aliran Impresionis
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan. Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
5. Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi
mereka biasanya tertuju pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu
lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet bukan tokoh
impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh
penemuan-penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh
impresionisme dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).
Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana. Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya : Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.
6. Aliran Ekspresionisme
Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana. Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya : Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.
6. Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang
hanya menonjolkan bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal
yang berhubungan dengan batin, sehingga muncullah aliran ekspresionisme.
Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak kemunculan
aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul Cezanne,
Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme
merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke
arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Pelopornya adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, dan Edvard Munch.
7. Aliran Fauvisme
Pelopornya adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, dan Edvard Munch.
7. Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya
binatang liar. Aliran fauvisme sangat mengagungkan kebebasan
berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan
aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya.
Lukisan-lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan
aliran sebelumnya.
Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata,” Saya lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.”
Tokoh-tokohnya antara lain Henry Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
8. Aliran Kubisme
Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata,” Saya lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.”
Tokoh-tokohnya antara lain Henry Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
8. Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang
mengatakanbahwa bentuk dasar dari segala bentuk adalah silinder , bola,
balok dan semua bentuk yang ada di dalam di pengaruhi oleh perspektif,
sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso menjadi
insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris
digunakan oleh Picasso.
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
9. Aliran Abstraksionisme
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
9. Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri
dari sensasi-sensasi atau asosiasis figuratif suatu obyek. Aliran
Abstraksionis di bedakan menjadi dua yaitu.
1) Abstrak kubistis, yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi tigaTokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913]
2) Abstrak Nonfiguratif, yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.10. Aliran Futuris
Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai
reaksi terhadap aliran kubisme yang dianggap dinamis penuh gerak, karena
itu temanya cenderung menggambarkan kesibukan-kesibukan seperti,pesta
arak-arakan, perang dll.
Tokoh aliran ini antara lain Carlo Carra, Buido Severini, Umbirto Boccioni, F.T Marineti
11. Aliran dadaisme
11. Aliran dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran
sebelumnya. Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum
seni yg telah berlaku. Ciri aliran ini sinis, nihil dan berusaha
meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia pertama
yg tak kunjung berhenti.
Perang yg tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di muka bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.
12. Aliran Surealisme
Perang yg tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di muka bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.
12. Aliran Surealisme
Aliran surealis banyak di pengaruhi oleh teori analisis psikologis.
Sigmund Freud mengenai ketidak sadaran dalam anatomisme dan impian.
Surealisme sering tampil tidak logis dan penuh fantasi, seakan-akan
melukis dalam mimpi.
Tokoh surealis yaitu Salvador Dali, Maxt Ernest, Jona Mirod
Tokoh surealis yaitu Salvador Dali, Maxt Ernest, Jona Mirod
5. Seniman Seni Rupa Modern Indonesia
1) Affandi Koesoema
Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya.
Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat.Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu.Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan.
Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis.Dinamika itu juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang menghasilkan kekuatan ekspresi.
Pilihan sosok pengemis sebagai objek-objek dalam lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat bawah.Affandi adalah penghayat yang mudah terharu, sekaligus petualang hidup yang penuh vitalitas.Objek-objek rongsok dan jelata selalu menggugah empatinya. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam karya seninya.
Dalam berbagai pernyataan dan lukisannya, ia sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki merupakan symbol kehidupannya. Matahari merupakan manifestasi dari semangat hidup.Tangan menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya.Kaki merupakan ungkapan simbolik dari motivasi untuk terus melangkah maju dalam menjalani kehidupan. Simbol-simbol itu memang merupakan kristalisasi pengalaman dan sikap hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang keras dan panjang. Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini, kristalisasi pengalaman hidup yang keras dan empati terhadap penderitaan itu dapat terbaca.
2) Raden Saleh (1807 – 1880)
Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romatisme.Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah-pecah.Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterius, dan imajiner.Namun demikian para seniman romantisme sering kali berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.
Dalam lukisan “Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan yang dramatis dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal.Dari sudut atas secercah sinar matahari yang memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan tekanan suasana yang dramatis. Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai romantisisme, tetapi tema-tema lukisannya kaya variasi, dramatis dan mempunyai élan vital yang tinggi.
Karya-karya Raden Saleh tidak hanya sebatas pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi.Sebagai contoh adalah lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan), dan “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu di Jawa) atau pada “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro).
3) Kartono Yudhokusumo
Kartono merupakan pelopor untuk genre lukisan dekoratif di Indonesia.Perkembangan itu dimulai dari lukisan-lukisan realismenya yang menggunakan warna-warna bebas.Dalam karya “Melukis di Taman”, 1952 ini, terlihat bagaimana corak dekoratif itu benar-benar menjadi jiwa. Semua objek dalam pemandangan itu digambarkan dengan rincian detail, baik yang ada di depan maupun di latar belakang yang jauh. Berbagai warna cerah pada objek juga lebih mencerminkan intuisi pelukis dari pada kenyataan yang ada di alam. Hal lain sebagai ciri genre lukisan ini adalah penggunaan perspektif udara (aerial perspective) yang memungkinkan cakrawala terlihat ke atas dan bidang gambar menjadi lebih luas, sehingga objek-objek lebih banyak dapat dilukiskan.
Dalam lukisan ini terungkap romantisme pelukis dengan membayangkan dunia utuh dan ideal. Wanita-wanita berkebaya yang bercengkrama dan berkasihan, menjadi bagian penting diantara pohon-pohon dan binatang dalam taman yang penuh warna. Hal menarik lagi yaitu, pada sudut depan terlihat seorang laki-laki melukis model wanita dengan pakaian lebih modern di antara kerumunan wanita lain dalam pakaian kebaya. Selain hal itu menunjukkan setting sosial yang berkaitan dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan romantisisme pada pelukisnya. Dalam bawah sadarnya seorang romantis selalu menghadirkan dunia ideal dari kontradiksi atau berbagai kenyataan yang terpecah-pecah.
Besar kemungkinan tokoh sentral dalam karya-karyanya adalah manifestasi dunia ide yang dimunculkan.Namun demikian dalam kebanyakan genre corak dekoratif, ada kesadaran bahwa alam adalah kosmos dan manusia hanya merupakan titik bagian dari padanya. Oleh karena itu, dalam lukisan ini ego sang pelukis yang begitu ideal pun hanya diletakkan dalam bagian kecil, dari sudut lukisan yang sarat dengan objek dan kaya warna.
4) Mooi Indie ( Hindia Molek)
Pengertian :
Mazhab atau cara pandang kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda ( Indonesia ) yang diasumsikan sebagai alam pedesaan yang damai, adem ayem dan harmonis. Tema seni lukis Mooi Indie ini yaitu Lanskap / Pemandangan Alam.
Latar Belakang :
1) Munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontakan.
2) Adanya pengaruh penelitian Wallace yang mengatakan nusantara adalah negeri yang tidak cepat berubah.
3) Ketertarikan seniman-seniman eropa pada keindahan alam Indonesia.
4) Adanya usaha dari pemerintah Hindia Belanda dan pelukis-pelukis asing untuk mengeksploitasi keindahan alam nusantara untuk dijual kepada para turis.
Ciri-ciri Seni Lukis Mooi Indie :
1) Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang juga air.
2) Cahaya dan warna-warni alam dilukis / digambarkan semirip aslinya.
3) Suasana keindahan alam dilebih-lebihkan.
Tokoh-tokoh Pelukis Mooi Indie :
1) A AJ Payen 5) R. Abdullah Suryosubroto
2) Arie Smith 6) Mas Pirngadi
3) Raden Saleh 7) Wakidi
4) Van Dick
Pengaruh Mooi Indie :
1) Melahirkan seniman-seniman bercorak naturalis dan realis, seperti R. Basuki Abdullah dan RM Sayid
2) Melahirkan corak lukisan Sokaraja Banyumas.
3) Memperkaya corak seni lukis Bali.
4) Menimbulkan penentangan terhadap Mooi Indie yang di pelopori oleh S.Sudjojono yang pada akhirnya melahirkan PERSAGI ( Persatuan Ahli gambar Indonesia ).
5) PERSAGI
Masa Cita Nasional Bangkitanya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :
1) Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana
2) S. Sudjojono : Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
3) Otto Djaya : Penggodaan, Wanita Impian
Hasil karya mereka mencerminkan :
Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan yang mewakili pencapaian nilai religiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam usian peradaban yang ada, manusia telah terbangun bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang secara universal bisa membangkitkan spirit tertentu.
Warna-warna berat, noktah dan lubang, serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arhaik, dan kefanaan. Tanda segi tiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang religisitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Al Qur’an dapat memancarkan spiritualitas islami. Semua tanda-tanda tersebut hadir dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah kristalisasi perenungan nilai-nilai religius, misteri dan kefanaan.
1) Affandi Koesoema
Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya.
Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat.Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu.Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan.
Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis.Dinamika itu juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang menghasilkan kekuatan ekspresi.
Pilihan sosok pengemis sebagai objek-objek dalam lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat bawah.Affandi adalah penghayat yang mudah terharu, sekaligus petualang hidup yang penuh vitalitas.Objek-objek rongsok dan jelata selalu menggugah empatinya. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam karya seninya.
Dalam berbagai pernyataan dan lukisannya, ia sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki merupakan symbol kehidupannya. Matahari merupakan manifestasi dari semangat hidup.Tangan menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya.Kaki merupakan ungkapan simbolik dari motivasi untuk terus melangkah maju dalam menjalani kehidupan. Simbol-simbol itu memang merupakan kristalisasi pengalaman dan sikap hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang keras dan panjang. Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini, kristalisasi pengalaman hidup yang keras dan empati terhadap penderitaan itu dapat terbaca.
2) Raden Saleh (1807 – 1880)
Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romatisme.Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah-pecah.Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterius, dan imajiner.Namun demikian para seniman romantisme sering kali berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.
Dalam lukisan “Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan yang dramatis dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal.Dari sudut atas secercah sinar matahari yang memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan tekanan suasana yang dramatis. Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai romantisisme, tetapi tema-tema lukisannya kaya variasi, dramatis dan mempunyai élan vital yang tinggi.
Karya-karya Raden Saleh tidak hanya sebatas pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi.Sebagai contoh adalah lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan), dan “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu di Jawa) atau pada “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro).
3) Kartono Yudhokusumo
Kartono merupakan pelopor untuk genre lukisan dekoratif di Indonesia.Perkembangan itu dimulai dari lukisan-lukisan realismenya yang menggunakan warna-warna bebas.Dalam karya “Melukis di Taman”, 1952 ini, terlihat bagaimana corak dekoratif itu benar-benar menjadi jiwa. Semua objek dalam pemandangan itu digambarkan dengan rincian detail, baik yang ada di depan maupun di latar belakang yang jauh. Berbagai warna cerah pada objek juga lebih mencerminkan intuisi pelukis dari pada kenyataan yang ada di alam. Hal lain sebagai ciri genre lukisan ini adalah penggunaan perspektif udara (aerial perspective) yang memungkinkan cakrawala terlihat ke atas dan bidang gambar menjadi lebih luas, sehingga objek-objek lebih banyak dapat dilukiskan.
Dalam lukisan ini terungkap romantisme pelukis dengan membayangkan dunia utuh dan ideal. Wanita-wanita berkebaya yang bercengkrama dan berkasihan, menjadi bagian penting diantara pohon-pohon dan binatang dalam taman yang penuh warna. Hal menarik lagi yaitu, pada sudut depan terlihat seorang laki-laki melukis model wanita dengan pakaian lebih modern di antara kerumunan wanita lain dalam pakaian kebaya. Selain hal itu menunjukkan setting sosial yang berkaitan dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan romantisisme pada pelukisnya. Dalam bawah sadarnya seorang romantis selalu menghadirkan dunia ideal dari kontradiksi atau berbagai kenyataan yang terpecah-pecah.
Besar kemungkinan tokoh sentral dalam karya-karyanya adalah manifestasi dunia ide yang dimunculkan.Namun demikian dalam kebanyakan genre corak dekoratif, ada kesadaran bahwa alam adalah kosmos dan manusia hanya merupakan titik bagian dari padanya. Oleh karena itu, dalam lukisan ini ego sang pelukis yang begitu ideal pun hanya diletakkan dalam bagian kecil, dari sudut lukisan yang sarat dengan objek dan kaya warna.
4) Mooi Indie ( Hindia Molek)
Pengertian :
Mazhab atau cara pandang kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda ( Indonesia ) yang diasumsikan sebagai alam pedesaan yang damai, adem ayem dan harmonis. Tema seni lukis Mooi Indie ini yaitu Lanskap / Pemandangan Alam.
Latar Belakang :
1) Munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontakan.
2) Adanya pengaruh penelitian Wallace yang mengatakan nusantara adalah negeri yang tidak cepat berubah.
3) Ketertarikan seniman-seniman eropa pada keindahan alam Indonesia.
4) Adanya usaha dari pemerintah Hindia Belanda dan pelukis-pelukis asing untuk mengeksploitasi keindahan alam nusantara untuk dijual kepada para turis.
Ciri-ciri Seni Lukis Mooi Indie :
1) Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang juga air.
2) Cahaya dan warna-warni alam dilukis / digambarkan semirip aslinya.
3) Suasana keindahan alam dilebih-lebihkan.
Tokoh-tokoh Pelukis Mooi Indie :
1) A AJ Payen 5) R. Abdullah Suryosubroto
2) Arie Smith 6) Mas Pirngadi
3) Raden Saleh 7) Wakidi
4) Van Dick
Pengaruh Mooi Indie :
1) Melahirkan seniman-seniman bercorak naturalis dan realis, seperti R. Basuki Abdullah dan RM Sayid
2) Melahirkan corak lukisan Sokaraja Banyumas.
3) Memperkaya corak seni lukis Bali.
4) Menimbulkan penentangan terhadap Mooi Indie yang di pelopori oleh S.Sudjojono yang pada akhirnya melahirkan PERSAGI ( Persatuan Ahli gambar Indonesia ).
5) PERSAGI
Masa Cita Nasional Bangkitanya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :
1) Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana
2) S. Sudjojono : Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
3) Otto Djaya : Penggodaan, Wanita Impian
Hasil karya mereka mencerminkan :
- Mementingkan nilai-nilai psikologis
- Tema perjuangan rakyat
- Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata
- Memiliki kepribadian Indonesia
- Didasari oleh semangat dan keberanian
Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan yang mewakili pencapaian nilai religiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam usian peradaban yang ada, manusia telah terbangun bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang secara universal bisa membangkitkan spirit tertentu.
Warna-warna berat, noktah dan lubang, serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arhaik, dan kefanaan. Tanda segi tiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang religisitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Al Qur’an dapat memancarkan spiritualitas islami. Semua tanda-tanda tersebut hadir dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah kristalisasi perenungan nilai-nilai religius, misteri dan kefanaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar